Strategi kontrol populasi tidak hanya
lewat program KB, namun juga lewat rekayasa genetis, yang gencar
dilakukan terhadap tumbuhan dan hewan. Dari upaya ini dikenal
istilah-istilah seperti makanan transgenik dan sebagainya. Kontrol
populasi merupakan praktek paling dasar dari ritual kaum pagan guna
menyeimbangkan manusia dengan alam, yaitu bumi (Gaia). Pihak Konspirasi
yang merupakan pewaris ritual agama pagan kuno-sebab itu disebut juga
sebagai Paganis Modern-meneruskan usaha ini demi memelihara Gaia bagi
mereka.
Jika
kaum pagan kuno seperti suku Aztec, Mesir Kuno, Maya, Kaliyuga, dan
Indian Hopi dengan sistem kalender sonar-nya meramalkan kehancuran fase
lama pada 21 Desember 2012. Maka kaum pagan modern ini juga menjadikan
tanggal tersebut sebagai fase yang penting bagi sejarah gerakan
panuang mereka. Momentum akhir Desember 2012 dijadikan tonggak
berakhirnya Pentagon lama dan kemunculan Pentagon baru, lalu dimulainya
fase pengurangan populasi umat manusia sampai dengan 90%-nya hingga
dunia menyisakan sekitar 500 juta manusia di dalamnya, dan sebagainya.
Kontrol populasi ini sudah diterapkan
sejak bertahun-tahun lalu melalui serangkaian uji coba dan strategi,
antara lain program Keluarga Berencana (KB), yang sampai detik ini
ditentang oleh Gereja Katolik. Sikap Gereja sesungguhnya bukan semata
alasan bahwa program tersebut seolah mendahulu takdir Tuhan, namun
Gereja yang memang sejak lama menjadi musuh bagi Konspirasi (ingat
penumpasan Templar di tahun 1307), mengetahui secara pasti akal licik di
balik program dunia tersebut.
Strategi
kontrol populasi tidak hanya lewat program KB, namun juga lewat
rekayasa genetis, yang gencar dilakukan terhadap tumbuhan dan hewan.
Dari upaya ini dikenal istilah-istilah seperti makanan transgenik dan
sebagainya. Dari upaya rekayasa genetika inilah berbagai penyakit baru
bermunculan dan menyerang manusia, bahkan di banyak tempat menjadi
wabah yang dalam tempo cepat membunuh banyak manusia.
Salah satu yang menjadi sorotan banyak
pakar kesehatan adalah penggunaan bahan-bahan kimiawi hasil rekayasa
genetika yang disisipkan dalam aneka makanan dan juga pupuk tanaman.
Bahan-bahan yang kelihatan kecil dan sepele ini dalam waktu yang lama
akan menumpuk di dalam tubuh atau di dalam aliran darah, dan dalam
jangka waktu tertentu menjadi penyakit yang sangat sulit untu
disembuhkan. Belum lagi jenis-jenis bahan transgenik lainnya yang mampu
menghilangkan fungsi-fungsi luhur manusia.
Salah satu forum internasional yang membahas masalah ini
adalah pertemuan National Association of Nutrition Professional (NANP-
2005 Conference). Dalam presentasinya yang berjudul “Codex and
Nutricide’, Dr. Rima Laibow dari Natural Solutions Foundation (bisa
dilihat di www.HealthFreedomUSA.org)
mengatakan, “…mereka yang menguasai makanan akan menguasai dunia…
Mereka telah mengatakan pada tahun 1962 bahwa Proyek Codex Alimentarius
secara global akan diimplementasikan pada 31 Desember 2009. Ini
merupakan semacam cetak biru. Proyek Dunia ini diarahkan oleh WHO dan
FAO, dua lembaga dunia di bawah PBB yang membidangi masalah kesehatan
dan pangan…”
Dalam ceramahnya, Dr.
Laibow tiba-tiba menyuruh para hadirin untuk diam dan mengencangkan
ikat pinggang. Dia kemudian berkata, “Di tahun 1994, diam-diam, tanpa
sepengetahuan masyarakat luas Amerika, Codex menyatakan bahwa Gizi
adalah racun, yang berarti berbahaya dan harus dihindari. Di bawah
ketentuan Codex, semua sapi perah di muka bumi ini WAJIB diinjeksi
dengan hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh satu-satunya perusahaan
yakni Monsanto. Dan lebih jauh lagi, semua hewan ternak yang digunakan
sebagai bahan makanan di planet ini harus disusupkan bahan anti biotik
khusus dan hormon pertumbuhan buatan.”
Dr. Laibow melanjutkan, “Menurut perhitungan WHO dan FAO,
jika proyek mereka ini terus berjalan tanpa hambatan berarti, WHO dan
FAO memproyeksikan-ini terdapat dalam panduan mineral dan vitamin
mereka-ketika diimplementasikan pada 31 Desember 2009, maka akan
berdampak pada minimum kematian sekitar 3 miliar jiwa. Satu miliar
lewat kematian secara langsung, mereka ini adalah orang-orang yang
gagal di mata para korporasi dunia dan sisanya, 2 miliar jiwa, akan
menemui kematian akibat penyakit yang sesungguhnya bisa dicegah, yakni
kurang gizi.”
Lantas, siapa yang
akan tetap hidup-dalam bahasa Darwin, “Survival of the fittest”? Dr.
Laibow berkata, “Hanya mereka yang kaya, yang mampu menyuplai gizi dan
vitamin dalam makanan mereka yang akan tetap bisa hidup.”
Kecemasan Dr. Laibow bukanlah kecemasan
seorang awam. Ada banyak Laibow-Laibow lain seperti itu disebabkan fakta
dan bukti yang sukar dibantah mengenai hal tersebut. PBB sendiri telah
mengeluarkan lusinan dokumen resmi yang meminta pengurangan populasi
dunia hingga 80%-nya. Salah satunya di dalam Konferensi Perempuan
Sedunia di Beizing (1997), di mana Kepala FAO dengan tegas menyatakan,
“Kami akan menggunakan makanan sebagai senjata melawan masyarakat.”
Dengan kata lain, PBB dalam hal ini lewat
FAO dan WHO akan mempergunakan makanan, termasuk bahan-bahan yang akan
masuk ke dalam tubuh manusia, sebagai bagian dari senjata ampuh yang
besar dan kompleks, bernama “Kontrol Populasi”. Digunakan untuk
mengurangi jumlah populasi dunia, seperti yang diamanatkan kaum Pagan
Kuno berabad silam.
Dalam tulisan
keenam akan dipaparkan beberapa zat aditif berbahaya yang disusupkan ke
dalam bahan makanan dan juga bahan-bahan kesehatan, namun dikatakan
oleh berbagai lembaga internasional sebagai zat aditif yang berguna dan
menguntungkan bagi kesehatan tubuh.
Dan yang terakhir….kasus di China..merupakan bukti hasil kaum
Pagan..dalam membasmi populasi manusia secara terkontrol….!!
Berapa banyak bayi meninggal….di China… di
Asia… nah… bagaimana dengan yang di USA dan di Israel..?
SEHARUSNYA PBB DALAM HAL INI FAO
HARUS BERTANGGUNG JAWAB
Kini
tutuplah mata kita, dan begitu kita buka kembali, hilangkan semua
persepsi dan paradigma yang ada. Kita akan bisa melihat dengan jelas
jika kini berbagai upaya menghabisi ras manusia tengah terjadi di depan
dan sekeliling kita.
Berbagai
penyakit baru terus bermunculan menghinggapi manusia dan parahnya belum
ditemukan obat yang paten yang mampu menyembuhkan secara total,
seperti halnya virus HIV, dan juga Virus H5N1 dalam kasus Flu Burung.
Kita tentu ingat, setiap kali ada korban meninggal akibat virus ini,
media massa baik cetak maupun elektronik senantiasa menyebutnya sebagai
‘Suspect Flu Burung’ alias baru diduga, bukan dipastikan.
Di lain sisi, obat-obatan kimiawi yang
diproduksi oleh dunia medis dan direkomendir oleh para dokter ternyata
juga tidak bebas dari efek samping. Obat untuk sesuatu penyakit ternyata
jika digunakan secara kontinyu akan menimbulkan penyakit lain.
Penyakit utama yang diderita pun bisa jadi bertambah kuat dan sebab itu
membutuhkan dosis dari obat yang sama yang lebih besar lagi agar
penyakit atau virus atau kuman yang lebih kuat bisa dibasmi.
Parahnya, aneka bahan konsumsi manusia
yang berasal dari alam pun ternyata dewasa ini sudah jauh dari nilai
sehat. Sayuran dan buah-buahan misalnya, dalam perawatannya selalu
disemprot dengan herbisida atau insektisida yang tidak aman bagi
manusia. Belum lagi zat pengawet yang biasa diberikan kepada sayuran dan
buah-buahan impor agar lebih tahan lama dan tidak mudah busuk, juga
menambah daftar zat kimia berbahaya yang dipastikan akan ikut masuk ke
dalam tubuh manusia jika dikonsumsi. Lama-kelamaan, zat-zat yang
jumlahnya mungkin sangat kecil ini, bisa menjadi besar karena mengendap
di dalam tubuh dan menjadi bibit penyakit.
Satu contoh, seorang perempuan yang sejak muda sering
mengkonsumsi mie instan atau penganan pabrik yang mengandung Mono
Sodium Glutamat (MSG) alias bahan penyedap atau penguat rasa yang lazim
ditambahkan ke dalam banyak sekali penganan produk pabrik, lima sampai
sepuluh tahun ke depan pasti akan tumbuh kista di dalam tubuhnya yang
bisa jadi bertambah ganas menjadi tumor. Banyak sekali kasus ini di
dunia dan juga di Indonesia, coba lihat di dalam negeri yang pemimpin
mana yang mendujukung mie instan.
kartun-sby1
Ironisnya, penggunaan MSG oleh media massa malah dipromosikan secara
besar-besaran sebagai zat yang mampu mendongkrak rasa dan kenikmatan
sebuah makanan, namun tidak dipaparkan secara jujur efek samping
membahayakan bagi tubuh manusia. Berbagai penelitian dari dunia medis
tentang bahaya MSG pun tidak disosialisasikan secara massal. Akibatnya,
hanya orang-orang tertentu yang care terhadap kesehatan-lah yang
berusaha sekuat tenaga menghindari penggunaan zat aditif tersebut.
Sedangkan kalangan bawah yang tertutup akses informasi (karena buku
atau pendidikan mahal harganya), dan kelompok ini jauh lebih besar
kuantitasnya, tidak mengetahui akan bahaya tersebut dan terus-menertus
mengkonsumsi penganan yang tidak sehat tersebut. Akibatnya, berbagai
penyakit mereka derita dan biasanya kematian selalu menjadi akhir dari
cerita mereka karena untuk berobat ke dokter pun mereka tidak memiliki
cukup uang.
Satu contoh lagi tentang
zat aditif. Tahukah Anda jika setiap ayam goreng yang disajikan oleh
berbagai resto fasfood ternama dunia merupakan ayam yang dari telur
hingga dewasa dan dipotong, masa hidupnya tidak sampai dua bulan? Ayam
tersebut besar dengan cepat disebabkan suntikan hormon yang diberikan
secara berkala dengan jumlah yang besar. Hormon tersebut tidaklah
hilang tatkala ayam tersebut digoreng. Hormon itu tetap ada dan masuk
ke dalam perut kita saat kita menyantapnya. Inilah penjelasan mengapa
anak-anak remaja sekarang banyak yang menderita obesitas dan berbagai
macam penyakit. Jika masih ragu, tontonlah film semi dokumenter yang
cukup menghibur berjudul ‘Super Size Me’ yang disutradarai Morgan
Spurlock dari AS.
Coba sekarang
tutup mata kita, dan begitu kita buka kembali, hilangkan semua persepsi
dan paradigma yang ada. Kita akan bisa melihat dengan jelas jika
sekarang ini berbagai upaya menghabisi ras manusia tengah terjadi di
depan dan sekeliling kita, lewat peperangan, propaganda media massa,
hegemoni ekonomi, penyakit, konflik, makanan, dan bahkan obat-obatan.
Apakah ini berjalan dengan sendirinya? Tentu sangat naif jika kita
mengira demikian.
Fluoride
Zat kimia ini secara umum dipersepsikan
orang sebagai zat ampuh untuk memperkuat tulang gigi. Sebab itu, zat
ini banyak disisipkan di dalam pasta gigi. Bahkan 66% cadangan air
minum warga AS telah dicampuri zat ini secara sengaja. Benarkah
fluoride berguna?
Jawaban yang ada
mungkin akan mengejutkan kita semua. Fluoride telah diteliti banyak
pakar kesehatan dan ternyata ditegaskan mengandung bahan berbahaya bagi
tubuh. Antara lain bisa menyebabkan kanker tulang, oestoporosis,
masalah persendian, turunnya kadar testoteron dan estrogen, dan sanggup
mengkorosi lapisan enamel gigi. Bahkan dikatakan jika fluoride lebih
merusak gigi ketimbang garam.
Sekarang,
pergilah ke toko atau super market yang ada. Carilah racun tikus. Dan
lihatlah, apa bahan utama pembuat racun tikus? Yakni Sodium Fluoride.
Ini adalah zat kimia ionik yang paling beracun setelah Potasium
Dikromat. Saat ini, perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam
bisnis air minum dalam kemasan diketahui telah memasukkan fluoride ke
dalam produk air minum dalam kemasan mereka. Hal ini dilakukan tanpa
membubuhkan keterangan sedikit pun dalam label kemasannya.
Dunia medis juga telah mengetahui jika
fluoride juga digunakan sebagai obat anti depresan, yang menghilangkan
agresifitas dan motivasi manusia, termasuk menurunkan hasrat untuk
berkembang-biak. “Fluoride memang tidak memiliki faktor yang
menguntungkan secara biologis, ” tegas Dr. Rima Laibaow dari Natural
Solutions Foundation
Dan taukah anda
minuman kemasan yang selama ini kita minum mengandung flouride bahkan
dalam website aqua menjelaskan: Kesehatan tubuh tergantung pada
berbagai aspek, salah satu aspek penting adalah pemenuhan mikronutrisi,
yaitu vitamin dan mineral. Kecukupan vitamin telah menjadi hal yang
diperhatikan, kini berbagai vitamin ditemukan dalam bentuk instan (pil
dan tablet). Sedangkan mineral, hingga kini belum lengkap dibuat dalam
bentuk instan. Hanya mineral utama, seperti; kalsium atau zat besi yang
bisa ditemukan pilnya. Padahal masih banyak mineral yang tak kalah
pentingnya dibutuhkan oleh tubuh, seperti; yodium, kalium, atau
flouride.
Untuk lebih yakin coba
anda siram air Aqua ke tanaman setiap hari dan bedakan dengan tanaman
yang di siram air tanah. Maka tanaman yang di siram aqua akan mati
kering seperti hangus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar